Penyalahgunaan
Zat
Zat adalah suatu yang apabila masuk kedalam tubuh manusia akan
mempengaruhi tubuh,terutama otak sehingga menyebabkan perubahan dalam dirinya
yaitu kesadaran,prilaku,proses berfikir,perasaan,pemahaman atas dirinya serta
lingkungannya. Zat yg dimaksud adalah nikotin,minuman keras,obat yg dijual bebas,obat penenang,,obat tidur dan narkotika.
Cara memasukkan zat dalam
tubuh:
1.
Diminum ,co/ minuman
keras & kopi
2.
Dihisap ,co/ rokok &
ganja
3.
Disuntikkan co/ morfin
4.
Dtelan ,co/ pil penenang
& obat yang dijual bebas
5.
Dihirup ,co/ aceton
& tiner
Penyalahgunaan
zat juga dapat diartikan penggunaan zat yg bertentangan / menyalahi peraturan yg
berlaku, termasuk peraturan tata tertib sekolah &ketetapan
perundang-undangan/hukum.
Ø
Keputusan
Presiden RI No.3 Tahun 1997 tentang Pengawasan dan pengendalian minuman
beralkohol
Ø
Undang-undang
RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
Ø
Undang-undang
RI No.35 Tahun 2010 tentang Narkotika
Ketergantungan
dalam taraf ringan disebut kebiasaan. Apabila kebiasaan berlanjut akan menjadi
ketagihan / ketergantungan. Yang dimaksud ketergantungan adalah suatu keadaan
yang membuat seseorang memerlukan zat itu dalam / takaran yg makin lama bertambah
untuk memperoleh pengaruh yg sama terhadap tubuh / mengalami gejala2
tertentu apabila pemakaian zat dikurangi.
Gambaran Sosial
Gambaran sosial adalah gamaran umum dari penampilan luar seseorang,misal wajah,pakaian da tingkah laku.contoh:
·
Merokok
digambarkan sebagai suatu kebiasaan orang muda yg modern, tampan dan gagah
seperti dalam iklan. Tetapi dapat juga menggambarkan orang yg berpakaian kusut,
gigi kuning & kumuh.
·
Kita
sering mempunyai gambaran tentang orang yg menyalahgunaan morfin sebagai “orang
berambut gondrong, kurus kering, putus sekolah” yg mengundang rasa takut dan
kasihan. Gambaran sosial tentang orang yg menyalahgunakan morfin tadi belum
tentu benar / sesuai dengan kenyataan.
Situasi
penawaran zat
Situasi
penawaran zat adalah keadaan yg memungkinkan terjadinya peluang penawaran zat.
Namun demikian, tidak menutup kemungkinan penggunaan zat terjadi tanpa penawaran,
artinya secara sengaja / tanpa sepengetahuan orang itu.
Berbagai
Alasan Penggunaan Zat
Faktor
dari dalam diri
|
Faktor
dari luar diri
|
·
Kepribadian
yang lemah
·
Ingin
tahu
·
Pergaulan
dalam kelompok
·
Ketidaktahuan
·
Coba-coba
·
Iseng
atau ikut-ikutan
·
Gaya
hidup (pola hidup yang menyimpang)
·
Gengsi
·
Gagah-gagahan
|
·
Pemaksaan
·
Mode
(ikut-ikutan)
|
Pola
Peredaran Narkoba di Sekolah
Tempat Transaksi :
|
Pengedar :
|
1. Di warung/kios di sekitar
sekolah dan dalam sekolah.
2. Di mobil pribadi dan tempat
parker sekolah.
3. Di tempat-tempat tersembunyi
seperti, toilet, pojokpojok sekolah dan lain-lain.
|
1. Siswa sekolah yang
bersangkutan.
2. Orang luar yang khusus
mendatangi sekolah untuk menwarkan barangnya.
3. Uru parker yang ada di sekolah.
4. Para alumni yang sering nongkrong di sekolah
yang bersangkutan. Penjaja makanan dan minuman di sekitar sekolah.
|
Pemilihan sasaran
:
|
Cara pemasaran :
|
1. Anak yang kurang berminat (
malas tidak dapat mengikuti pelajaran ).
2. Anak yang sering mengeluh punya
masalah dengan guru, orang tua dan teman.
3. Anak yang kurang percaya diri
atau terlalu percaya diri (berani tampil beda), mudah bosan dan suka
melakukan tindakan yang beresiko tinggi (nekat).
|
1. Dengan memberi contoh secara
Cuma-Cuma untuk satu atau dua kali penggunaan.
2. Jika ada kecocokan baru
dikenakan biaya sesuai jenis yang dipakai.
3. Bagi pengguna yang sudah
sering, diberikan barang terlebih dahulu.
4. Bisa juga ditukar dengan
barang-barang pribadi yang harganya di tentukan oleh pengedar / Bandar.
|
Fakta Medik dan Fakta Legal
Fakta
adalah kenyataan berdasarkan penelitia / pengamatan yg dilihat,didengar,diraba
& dikecap. Fakta terbagi menjadi 2 jeis yaitu:
Fakta
medik(kesehatan) dibuktikan secara ilmiah menjadi penemuan baru diantaranya
pengaruh zat terhadap perilaku dan tubuh
manusia. Fakta medic menjelaskan:
§
Pengaruh
zat terhadap perilaku manusia yg menggunakannya
§
Pengaruh
zat terhadap organ tubh manusia seperti jantung,paru2 ,otak,usus,dsb.
§
Pengaruh
zat pada pemakaian dalam jumlah banyak maupun pemakaian secara kronis(bertahun2)
Fakta
Legal adalah semua peratran perundang2an / hokum yg berkembang
dengan penanaman,pembuatan,penyimpanan,pengedaran,penualan dan penggunaan
zat,siapa yg melakukan akan dikenakan sanksi hokum.
DAMPAK FISIK
Salah satu contoh
adaptasi biologis dapat dilihat dengan alkohol. Alkohol mengganggu pelepasan
dari beberapa transmisi syaraf di otak. Alkohol juga meningkatkan cytocell dan
mitokondria yang ada di dalam liver untuk menetralisir zat-zat yang masuk.
Sel-sel tubuh ini menjadi tergantung pada alcohol untuk menjaga keseimbangan
baru ini.
Tetapi, bila
penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan dan keseimbangan
kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis enzym dan kurangnya
transmisi syaraf tertentu. Tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk mengembalikan
keseimbangan didalamnya. Biasanya, hal-hal yang ditekan/tidak dapat dilakukan
tubuh saat menggunakan narkoba, akan dilakukan secara berlebihan pada masa
Gejala Putus Obat (GPO) ini.
Misalnya, bayangkan
efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba dengan cepat berubah menjadi GPO
yang sangat tidak mengenakkan saat seorang pengguna berhenti menggunakan
narkoba seperti heroin/putaw. Contoh: Saat menggunakan seseorang akan mengalami
konstipasi, tetapi GPO yang dialaminya adalah diare, dll.
GPO ini juga merupakan
‘momok’ tersendiri bagi para pengguna narkoba. Bagi para pecandu, terutama,
ketakutan terhadap sakit yang akan dirasakan saat mengalami GPO merupakan salah
satu alasan mengapa mereka sulit untuk berhenti menggunakan narkoba, terutama
jenis putaw/heroin. Mereka tidak mau meraskan pegal, linu, sakit-sakit pada
sekujur tubuh dan persendian, kram otot, insomnia, mual, muntah, dll yang
merupakan selalu muncul bila pasokan narkoba kedalam tubuh dihentikan.
Selain ketergantungan
sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver, jantung, paru-paru,
ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka panjang
narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung
yang bocor, paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum
lagi kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi virus {Hepatitis C dan
HIV/AIDS} yang sangat umum terjadi di kalangan pengguna jarum suntik.
Dampak positif narkotika bagi kehidupan
manusia
Walaupun begitu, setiap kehidupan memiliki dua
sisi mata uang. Jika digunakan sebagaimana mestinya, terutama untuk
menyelamatkan jiwa manusia dan membantu dalam pengobatan, narkotika memberikan
manfaat bagi kehidupan manusia. Berikut dampak positif narkotika:
1.
Opioid
Opioid atau opium
digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk mencegah
batuk dan diare.
2.
Kokain
Daun
tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan efek
stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta mengurangi
rasa lelah.
3.
Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang terdahulu
menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung karena serat yang
dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan pembuat minyak.
DAMPAK MENTAL
Selain ketergantungan
fisik, terjadi juga ketergantungan mental. Ketergantungan mental ini lebih
susah untuk dipulihkan daripada ketergantungan fisik. Ketergantungan yang
dialami secara fisik akan lewat setelah GPO diatasi, tetapi setelah itu akan
muncul ketergantungan mental, dalam bentuk yang dikenal dengan istilah
‘sugesti’. Orang seringkali menganggap bahwa sakaw dan sugesti adalah hal yang
sama, ini adalah anggapan yang salah. Sakaw bersifat fisik, dan merupakan
istilah lain untuk Gejala Putus Obat, sedangkan sugesti adalah ketergantungan
mental, berupa munculnya keinginan untuk kembali menggunakan narkoba. Sugesti
ini tidak akan hilang saat tubuh sudah kembali berfungsi secara normal.
Sugesti ini bisa
digambarkan sebagai suara-suara yang menggema di dalam kepala seorang pecandu
yang menyuruhnya untuk menggunakan narkoba. Sugesti seringkali menyebabkan
terjadinya 'perang' dalam diri seorang pecandu, karena di satu sisi ada bagian
dirinya yang sangat ingin menggunakan narkoba, sementara ada bagian lain dalam
dirinya yang mencegahnya. Peperangan ini sangat melelahkan. Bayangkan saja bila
Anda harus berperang melawan diri Anda sendiri, dan Anda sama sekali tidak bisa
sembunyi dari suara-suara itu karena tidak ada tempat dimana Anda bisa sembunyi
dari diri Anda sendiri dan tak jarang bagian dirinya yang ingin menggunakan
narkoba-lah yg menang dalam peperangan ini.
Suara-suara ini
seringkali begitu kencang sehingga ia tidak lagi menggunakan akal sehat karena
pikirannya sudah terobsesi dengan narkoba dan nikmatnya efek dari menggunakan
narkoba. Sugesti inilah yang seringkali menyebabkan pecandu relapse. Sugesti
ini tidak bisa hilang dan tidak bisa disembuhkan, karena inilah yang membedakan
seorang pecandu dengan orang-orang yang bukan pecandu. Orang-orang yang bukan
pecandu dapat menghentikan penggunaannya kapan saja, tanpa ada sugesti, tetapi
para pecandu akan tetap memiliki sugesti bahkan saat hidupnya sudah bisa
dibilang normal kembali. Sugesti memang tidak bisa disembuhkan, tetapi kita
dapat merubah cara kita bereaksi atau merespon terhadap sugesti itu.
Dampak mental yang
lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif, serta tindakan impulsive.
Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada narkoba dan penggunaan narkoba.
Narkoba adalah satu-satunya hal yang ada didalam pikirannya. Ia akan
menggunakan semua daya pikirannya untuk memikirkan cara yang tercepat untuk
mendapatkan uang untuk membeli narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan
dampak dari tindakan yang dilakukannya, seperti mencuri, berbohong, atau
sharing needle karena perilakunya selalu impulsive, tanpa pernah dipikirkan
terlebih dahulu.
Ia juga selalu
berpikir dan berperilaku kompulsif, dalam artian ia selalu mengulangi
kesalahan-kesalahan yang sama. Misalnya, seorang pecandu yang sudah keluar dari
sebuah tempat pemulihan sudah mengetahui bahwa ia tidak bisa mengendalikan
penggunaan narkobanya, tetapi saat sugestinya muncul, ia akan berpikir bahwa
mungkin sekarang ia sudah bisa mengendalikan penggunaannya, dan akhirnya kembali
menggunakan narkoba hanya untuk menemukan bahwa ia memang tidak bisa
mengendalikan penggunaannya! Bisa dikatakan bahwa dampak mental dari narkoba
adalah mematikan akal sehat para penggunanya, terutama yang sudah dalam tahap
kecanduan. Ini semua membuktikan bahwa penyakit adiksi adalah penyakit yang
licik, dan sangat berbahaya.